Open top menu
Friday, May 29, 2015


Dalam musnad-nya al-Hafizh Abu Ya'la al Mushili meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
"Sungguh, setelah selesai menciptakan langit dan bumi, Allah menciptakan shur (sangkakala) dan menyerahkannya kepada Israfil. Kemudian Israfil memasukkan sangkakala itu ke dalam mulutnya sambil mengarahkan pandangan ke arah Arsy, menunggu kapan ia diperintah meniupnya."

Abu Hurairah bertanya, "Ya Rasulullah, apa sangkakala itu?"
Rasulullah menjawab, "Tanduk." Abu Hurairah kembali bertanya, "Bagaimana bentuknya?"
Beliau menjawab, "Besar."

Kemudian Rasulullah kembali bersabda,
"Demi Allah, yang mengutusku membawa kebenaran. Sesungguhnya besar lingkarannya adalah seluas langit dan bumi. Ia akan ditiup sebanyak tiga kali; tiupan mengguncangkan, tiupan kematian, dan tiupan kebangkitan untuk menghadap Tuhan semesta alam. Allah menyuruh Israfil supaya melakukan tiupan pertama seraya berfirman, 'Lakukanlah tiupan yang mengguncangkan.' Seluruh penghuni langit dan bumi pun terperangah, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Dia memerintahkan Israfil agar memperpanjang tiupannya tanpa henti. Itulah yang difirmankan Allah,'Dan sebenarnya yang mereka tunggu adalah satu teriakan saja, yang tidak ada selanya.'(Shad:15)

Setelah tiupan itu, gunung-gunung berjalan layaknya awan lalu menjadi fatamorgana. Bumi berguncang hebat menggoyangkan penghuninya layaknya perahu di laut lepas, dihempas ombak kian-kemari. Penghuni bumi terombang-ambing seperti lampu yang digantung di atas Arsy. Hati menjadi gemetar ketakutan. Itulah makna firman-Nya,'Pada hari ketika pertama mengguncangkan alam (tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu mejadi sangat takut.'(an-Nazi'at:6-8)

Bumi menggoyangkan penghuninya, wanita-wanita menyusui tidak peduli lagi terhadap anak yang disusuinya, kandungan wanita hamil pun mengalami keguguran, anak-anak kecil seketika beruban, dan semua orang lari berhamburan karena terkejut dan takut. Akan tetapi, para malaikat menghadang dan menghantam muka-muka mereka. Mereka pun berbalik, lari sekuat tenaga, terbirit-birit. Hari itu, tidak seorang pun bisa melindungi mereka dari azab Allah. semuanya berteriak saling meminta tolong.

Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, bumi tiba-tiba terbelah menjadi dua, masing-masing bergeser dari satu arah ke arah yang lain. Mereka lalu melihat kejadian teramat dahsyat yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka sangat menderita dan sengsara karenanya, hanya Allah yang tahu penderitaan dan kesengsaraan yang mereka rasakan saat itu. Mereka menatap langit, tapi langit tiba-tiba berubah menjadi seperti cairan tembaga dan terbelah. Bintang-bintang pun berhamburan. Matahari dan bulan tidak lagi mengeluarkan cahaya."

Rasulullah melanjutkan, "Orang yang sudah mati tidak akan mengetahui kejadian itu."
Abu Hurairah lantas bertanya, "Rasulullah, siapakah orang-orang yang dikecualikan oleh Allah dalam firman-Nya, 'Dan (ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa yang ada di langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah'(an-Naml:87-88)"
Rasulullah menjawab, "Para syuhada. Mereka hidup disisi Allah, diberi rezeki, dilindungi dari kepanikan hari itu, dan diberi rasa aman dari azab-Nya, yaitu azab yang akan ditimpakan kepada seburuk-buruk makhluk-Nya. Itulah makna firman Allah, '(Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras.' (al-Hajj:2)





sumber: Ibnu Katsir
Tagged

0 comments