Open top menu
Wednesday, November 19, 2014
5 Alasan Kenapa Ebola Mengancam Lebih Kepada Wanita

 Mengapa 55 sampai 75 persen dari korban virus Ebola di Afrika Barat adalah perempuan?

Pada tahun 1976, pertama kali wabah Ebola virus terjadi di Afrika Tengah, yang namanya berasal dari Sungai Ebola di Republik Demokratik Kongo. Wabah terbaru, pertama kali diumumkan oleh Departemen Kesehatan Guinea pada Maret 2014, telah merenggut sedikitnya 5.000 jiwa.

Korban Wanita antara sekitar 55 dan 60 persen dari total korban. Di Liberia sendiri, tim kesehatan telah melaporkan proporsi korban perempuan setinggi 75 persen.

Jadi mengapa lebih banyak perempuan meninggal karena virus agresif ini?

1. KEHAMILAN

Tingkat kematian pasien hamil virus Ebola setinggi 95,5 persen, menurut sebuah studi dalam Journal of Infectious Diseases. Selain itu, keringat, darah dan cairan ketuban perempuan terinfeksi Ebola yang melahirkan sangat menular. Untuk itu, banyak wanita hamil yang berpaling dari bangsal rumah sakit khusus Ebola karena takut mereka akan menginfeksi petugas kesehatan dan pasien, yang mungkin mereka juga akan memberikan kontribusi untuk angka kematian yang lebih tinggi.
Sebagian besar rumah sakit dan klinik ditutup untuk perawatan non-Ebola. Fasilitas ditutup merupakan upaya untuk melindungi staf medis dan pasien lain dari Ebola. (Monrovia, Liberia)
 2. PERAN DOMESTIK

Salah satu alasan utama perempuan di Afrika Barat berada pada risiko yang lebih besar tertular virus Ebola adalah karena peran tradisional mereka sebagai pengasuh dalam negeri. Ibu harus merawat anak-anak sakit dan suami, dan bahkan jika ibu sakit, perempuan lain akan datang untuk menjaganya, daripada suami mengambil alih tugas pengasuhan.
Sanitasi yang buruk dan tempat tinggal berdekatan telah memberi kontribusi dari virus Ebola, yang ditularkan melalui cairan tubuh.

3. RITUAL PENGUBURAN

Dalam banyak budaya Afrika Barat, ketika seorang anggota keluarga meninggal, itu diserahkan kepada perempuan - biasanya bibi atau kerabat perempuan untuk mempersiapkan mayat untuk dimakamkan. Meskipun tidak lewat udara, virus Ebola masih bisa dikontak dari kulit ke kulit dan kontak cairan tubuh, yang berarti mayat orang-orang yang telah meninggal karena Ebola masih bisa mengandung virus.
Penguburan orang-orang tercinta penting dalam budaya Liberia, untuk menghilangkan tubuh yang terinfeksi dengan kremasi agar tidak menimbulkan traumatis bagi anggota keluarga yang masih hidup.
4. LINTAS BATAS PERDAGANGAN

Di daerah pedesaan Afrika Barat, mayoritas petani skala kecil dan pedagang lintas batas adalah perempuan. Membeli dan menjual barang-barang mereka di Guinea dan Sierra Leone perbatasan khususnya akan menempatkan perempuan pada peningkatan risiko kontak dengan virus Ebola. Sekarang, dengan batas-batas yang tertutup, selain ketidakmampuan perempuan Liberia untuk menjual juga dikarenakan memiliki ekonomi yang berat pada rumah tangga yang sudah dihadapkan dengan memerangi virus Ebola.
Para pemimpin dunia diminta untuk berjanji agar memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk pertempuran melawan Ebola di Afrika Barat dimana Sierra Leone sudah mengkarantina satu juta orang dalam upaya untuk memukul mundur virus yang mematikan.
 5. PERAN MEDIS

Seringkali karena peran gender dalam negeri, pekerjaan perempuan di rumah sakit sering membawa mereka untuk dekat dan konstan kontak dengan virus Ebola. Selain terdiri dari mayoritas perawat dan dukun bayi, pekerja perempuan juga banyak yang menjadi pembersih rumah sakit dan pencucian, yang mungkin melibatkan kontak dengan cairan tubuh dari pasien yang terinfeksi.
Hysteria lebih terhadap Ebola telah mencapai demam-lapangan di seluruh dunia meskipun mendapat julukan dengan virus yang tenang. Ebola yang telah menewaskan hampir 4.500 orang, sebagian besar dari mereka di Liberia, Sierra Leone dan Guinea, dan penyakit ini telah berkembang lebih jauh di Amerika Serikat dan Spanyol, memicu kekhawatiran pasca kiamat penularan massal.





sumber  : stuffmomnevertoldyou
Read more
Tuesday, November 18, 2014
Pamukkale Kolam Air Panas di Tengah Es

 Menikmati air panas di tengah es? Hmm....Bagaimana rasanya, ya?

Istana Kapas
Pamukkale adalah kolam air panas yang terletak di Denizli, Turki. Air dari kolam ini berasal dari air yang jatuh dari puncak gunung. O iya, air di kolam ini suhunya mulai dari 35° C sampai 100° C.
Awalnya, Pamukkale terbentuk karena gempa. Ribuan tahun lalu, gempa bumi terjadi di Turki. Mata air panas yang mengandung kalsium karbonat keluar dan menguap. Akhirnya, membentuk lapisan-lapisan kapur.
Jika dilihat dari kejauhan, lapisan kapur itu tampak seperti es. Tetapi, banyak juga yang bilang Pamukkale mirip istana kapas. Lihat saja warnanya yang putih seperti kapas dan bentuknya yang bertingkat seperti istana.

Tidak Membeku
Kolam air panas ini, memiliki panjang 2.700 meter, lebar 600 meter, dan tinggi 160 meter. Wah, terbayang kan, besarnya Pamukkale ini?
Sumber air panas ini memang cukup besar, karena terbentuk dari 17 sumber air panas yang tergabung menjadi satu.
Ada satu yang unik dari kolam air panas ini. Saat musim dingin tiba, air di Pamukkale ini tidak membeku dan masih terasa hangat.

Airnya Sehat
Pamukkale memang sudah menjadi tempat wisata yang wajib dikunjungi jika berlibur ke Turki. Selain pemandangannya indah,wisatawan biasanya menghabiskan waktu untuk berendam.
Kolam air panas Pamukkale memiliki kandungan mineral yang tinggi dan mampu mengobati banyak penyakit. Misalnya rematik, kulit, dan kelelahan syaraf.

 

Read more