Open top menu
Sunday, March 9, 2014


kerensemua - Kenalan remaja bukan merupakan permasalahan yang remeh. Permasalahan kenakalan remaja dengan bentuk-bentuk yang beragam adalah permasalahan yang urgen dan sudah mencapai pada taraf yang memprihatinkan dan perlu penanganan secara serius. Peringatanpun sebetulnya sudah diberikan oleh Rasulullahi SAW :

"Maka sesungguhnya tidaklah datang atas kalian suatu zaman, melainkan zaman mendatang akan lebih jelek kondisinya dari pada zaman sebelumnya, sehingga kalian menjumpai Tuhan kalian"  (H.R. Bukhori kitab fitan)

Kenakalan remaja akan semakin sulit ditanggulagi jika perilaku tersebut sudah menjadi budaya dan kebiasaan remaja, atau remaja yang bersangkutan sudah jauh berada di dalam kubangannya kenakalan remaja.

Sebagaimana kita ketahui bahwa akhir-akhir ini begitu banyak berita di media massa yang memberitakan kerusakan moral pada generasi penerus bangsa yang telah betul-betul mengkhawatirkan. Sebuah keberhasilan yang seharusnya merupakan hasil positif dan seyogjanya dirayakan secara positif pula oleh generasi muda, akan tetapi justru dirayakan dengan cara-cara negatif. Contohnya kelulusan Ujian Nasional (positif) tahun ini, di sebuah daerah dirayakan dengan bertelanjang dada (negatif) baik laki-laki maupun perempuan.
Bahkan diberitakan saat setelah pengumuman Ujian Nasional (UN), penjualan kondom meningkat, yang diprediksi banyak dibeli oleh kalangan pelajar yang baru lulus UN. Di beberapa daerah lain diberitakan banyak terjadi tawuran, corat-coret bendera merah putih dan lain-lain saat merayakan kelulusan UN tersebut.

 Peredaran dan penyelundupan narkoba juga semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Penjarapun juga dijadikan pasar narkoba. Ini menunjukkan bahwa penggunanya (demand) tentu juga semakin besar. Menurut catatan sudah lebih dari 4 juta pengguna narkoba aktif di Indonesia yang 78%nya masih pada usia remaja. Data untuk pengguna narkoba di Jawa Tengah, sebagian besar korban narkoba berusia antara 15 - 24 tahun yang merupakan usia pertumbuhan dan usia produktif. Sedangkan 12% dari jumlah korban narkoba di Jawa Tengah ini masih menempuh pendidikan di Sekolah Dasar  (SD). Yang lebih mencengangkan, sebanyak 24,5% sampai dengan 53% pengguna narkoba di Indonesia terinfeksi penyakit HIV/AIDS karena menggunakan jarum suntik yang digunakan bergantian secara berulang-ulang yang tidak disadarinya telah mengancam jiwanya.

Seks pra-nikah sering ditafsirkan salah oleh remaja sebagai bentuk kehidupan modern, padahal dampak yang ditimbulkan bisa merusak masa depannya, bahkan dapat mengancam jiwanya. Pada tahun 2010 di Propinsi Bengkulu terdapat 226 orang pengidap HIV/AIDS baru yang 60 persen diantaranya terjangkit melalui seks bebas.

Data dari Komisi Nasional  (Komnas) Perlindungan Anak menunjukkan :

                                    Perilaku seksual remaja SMP dan SMU



93,7%
Pernah ciuman, petting, oralsex
62,7%
Remaja SMP tidak perawan
21,2%
Remaja SMU pernah aborsi
97,0%
Pernah nonton film porno



Data lain juga cukup mencengangkan yaitu dari hasil penelitian di beberapa kota besar di Indonesia sebesar 52% remaja sudah pernah melakukan seks pra-nikah.



No.
Kota
Presentasi
1
Jakarta
51%
2
Bandung
47%
3
Surabaya
54%
4
Medan
52%




Yang lebih memprihatinkan lagi, rata-rata usia remaja yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah itu berumur antara 13 sampai 18 tahun. Data lain hasil penelitian di Jogyakarta dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37% mengalami kehamilan sebelum menikah dan dari rilis BKKBN diketahui, estimasi jumlah aborsi di Indonesia per tahun mencapai 2,4 juta jiwa dan 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja.

Dari hasil penelitian, para responden/remaja yang melakukan seks pra-nikah, 68% nya sadar bahwa seharusnya mereka menunda hubungan seks sampai menikah dan 80% di antaranya juga mengerti bahwa hubungan seks pra-nikah itu tidak sesuai dengan nilai moral dan agama mereka. Tapi, mereka mengaku hubungan seks itu dilakukan tanpa rencana.

Ketika ditanya bagaimana perasaan para responden setelah melakukan hubungan seks pra-nikah itu,  47% responden perempuan merasa menyesal karena takut hamil, berdosa, hilang keperawanan dan takut ketahuan orang tua. Mereka juga tahu bahwa ada beberapa janis penyakit yang terjangkit dari hubungan seksual. Misalnya 93% tahu tentang AIDS dan 34% tahu sipilis. Akan tetapi toh tetap saja pelanggaran ini banyak terjadi dan dilakukan di mana-mana.
 Kejadian itu artinya bahwa generasi penerus sekarang ini banyak yang belum memiliki sense of morality value (kepekaan terhadap nilai-nilai moral), belum bisa membedakan akibat baik dan buruk dari semua tindakannya. Yang bisa difahaminya baru tahu dan tidak tahu, boleh dan tidak boleh tanpa memahami kenapa tidak boleh dan apa akibatnya, menang dan kalah tanpa mempertimbangkan cara mendapatkannya dengan elegan. Kejadian seperti ini tentunya tidak bisa dibiarkan. Rusaknya generasi muda, juga berarti rusaknya umat sebagaimana Imam Bukhari membuat bab tentang rusaknya umat di tangan pemuda-pemuda yang bodoh :

"Rusaknya umatku  di tangan pemuda-pemuda bodoh" ( Bukhari kitab fitan )

Dan juga berdasarkan ucapan Shahabat Salman al-Farisy :

"Manusia dalam kebaikan selama orang yang awal (generasi tua) masih hidup dan orang yang akhir (generasi muda) mau belajar ilmu darinya. Ketika generasi tua telah mati sebelum generasi mudanya belajar ilmu darinya, maka rusaklah manusia." (H.R. Ad-Daromi kitab muqodimah)

Dengan demikian penaggulangan terhadap kemerosotan moral generasi muda adalah mutlak harus dilakukan agar umat dapat terselamatkan dan agama berkembang illa yaumil qiyamah.







Tagged

0 comments